Sebuah puisi yang indah dan memiliki kedalaman makna tentang
anak-anak, menarik untuk disimak. Perlu penghayatan dan perenungan yang dalam
tentang puisi ini. Boleh berbeda pendapat, setuju, sebagian ataupun tidak
setuju, sah-sah saja. Setiap orang memiliki pandangannnya masing-masing. Pandangan
terbaik adalah pandangan yang lahir dan bersumber dari Firman Allah SWT dalam
Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, tentang orang tua dan anak, relasi
keduanya, kewajiban dan hak masing-masing. Orangtua berkewajiban diantaranya
memberikan pendidikan, khususnya agama, serta mengajarkan fondasi utama
bagaimana menjalankan hidup. Seorang muslim, wajib mengenalkan dan membimbing
di jalan tauhid, yaitu meng-esa-kan hanya Allah SWT, tuhan semesta alam, dan
Muhammad SAW adalah rasulnya.
Anak sesungguhnya seperti kertas putih, orangtuanya atau lingkungannya yang menentukan, apakah ia menjadi majusi, yahudi, nasharah ataupun muslim. Di masa dewasa, dengan hati, pikiran dan kehendak bebasnya, anak dapat menentukan sendiri sikapnya. Sehingga, penting dan sangat penting untuk meletakkan dasarnya. Tetapi di atas semua itu, Allah SWT yang menentukan takdir makhluknya. Oke, sebelum terlalu jauh berdiskusi, ada baiknya kita nikmati saja dahulu, puisi Khalil Gibran, seorang sastrawan besar dunia yang lahir di Libanon.
ANAK-ANAKMU
By Khalil Gibran
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan
cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh
tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,
yang tak pernah dapat engkau kunjungi
meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka,
tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat
anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah
keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu
dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang
pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
0 komentar:
Posting Komentar