Every person has the potential to grow and develop without limits

Jumat, 01 April 2016

TANA OGI WANUAKKU

Kadang kita harus memilih, untuk meninggalkan kampung halaman. Bagi seorang lelaki Bugis Makassar, hal tersebut adalah sebuah keniscyaan. Merantau atau “sompe” adalah bagian dari “menjemput masa depan". Dulu, seorang lelaki tidak sah disebut lelaki “oroane” jika belum pernah merantau. Merantau adalah perjalanan menemui dunia, mendapatkan wawasan baru tentang hidup dengan backgraund yang lain. Dengan meerantau diharapkan ada pematangan dan pendewasaan berpikir, bersikap dan bertindak. Merantau dapat dipersepsikan sebagai pencarian diri sebagai lelaki. Beberapa diantara masyarakat Bugis Makassar, menafsirkan merantau sebagai bagian dari investasi, eksplorasi, ekspansi politik, ekonomi, sosial budaya, dan psikologis.
Diperantauan, agar tujuan merantau tercapai, maka karakter dan ciri sebagai “tau ogi mangkasa” biasanya akan dijadikan sebagai pegangan, kemudian diimplemetasikan dalam berbagai bentuk. Konsep diri sebagai orang Bugis Makassar, yaitu bagaimana memandang diri sendiri dan bagaimana orang lain memandang dirinya sebagai “tau warani, macca, melempu dan gettang”. Agar hal-hal tersebut terjaga, maka ikatan dengan budaya asal, biasanya tetap dipelihara. Salah satu, pengingat dengan budaya asal itu, dapat berwujud lagu atau elong.
Sebuah lagu, yang indah untuk didengarkan adalah “Tana Ogi Wanuakku” yang artinya Tanah Bugis Kampung Halamanku yang diciptakan oleh Anci laricci dan Jauzy Saleh. Lagu ini, “nilai rasanya’ berbeda jika didengarkan dinegeri perantauan sambil memandang laut, gunung ataupun langit. Sukma dan jiwa seolah terbang kembali ke alam dan suasana kampung halaman. Kita langsung terikat dengan semua peristiwa di kampung halaman, bertemu dengan sanak famili dan semua keramahan, kedamaian yang melingkupinya, kemudian memacu semangat untuk berbuat lebih baik lagi.
Lagu itu, makin indah jika dinyayikan oleh “anadara ogi” apalagi jika dinikmati sambil meminum kopi ataupun “sarabba” yang ditemani dengan “sanggara”. Maka terasa paripurna keindahan tersebut. Oke, mari kita nikmati saja lagu ini, dan biarkan pikiran dan ingatan berkelabat kembali ke tanah kelahiran, “tana Ogi Wanuakku”.





Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates