Kadang kita harus
memilih, untuk meninggalkan kampung halaman. Bagi seorang lelaki Bugis Makassar,
hal tersebut adalah sebuah keniscyaan. Merantau atau “sompe” adalah bagian dari
“menjemput masa depan". Dulu, seorang lelaki tidak sah disebut lelaki “oroane”
jika belum pernah merantau. Merantau adalah perjalanan menemui dunia, mendapatkan
wawasan baru tentang hidup dengan backgraund yang lain. Dengan meerantau
diharapkan ada pematangan dan pendewasaan berpikir, bersikap dan bertindak. Merantau
dapat dipersepsikan sebagai pencarian diri sebagai lelaki. Beberapa diantara
masyarakat Bugis Makassar, menafsirkan merantau sebagai bagian dari investasi, eksplorasi,
ekspansi politik, ekonomi, sosial budaya, dan psikologis.
Diperantauan, agar
tujuan merantau tercapai, maka karakter dan ciri sebagai “tau ogi mangkasa”
biasanya akan dijadikan sebagai pegangan, kemudian diimplemetasikan dalam berbagai
bentuk. Konsep diri sebagai orang Bugis Makassar, yaitu bagaimana memandang
diri sendiri dan bagaimana orang lain memandang dirinya sebagai “tau warani,
macca, melempu dan gettang”. Agar hal-hal tersebut terjaga, maka ikatan dengan
budaya asal, biasanya tetap dipelihara. Salah satu, pengingat dengan budaya
asal itu, dapat berwujud lagu atau elong.
Sebuah lagu, yang
indah untuk didengarkan adalah “Tana Ogi Wanuakku” yang artinya Tanah Bugis
Kampung Halamanku yang diciptakan oleh Anci laricci dan Jauzy Saleh. Lagu ini, “nilai
rasanya’ berbeda jika didengarkan dinegeri perantauan sambil memandang laut,
gunung ataupun langit. Sukma dan jiwa seolah terbang kembali ke alam dan suasana kampung
halaman. Kita langsung terikat dengan semua peristiwa di kampung halaman, bertemu
dengan sanak famili dan semua keramahan, kedamaian yang melingkupinya, kemudian
memacu semangat untuk berbuat lebih baik lagi.
Lagu itu, makin
indah jika dinyayikan oleh “anadara ogi” apalagi jika dinikmati sambil meminum
kopi ataupun “sarabba” yang ditemani dengan “sanggara”. Maka terasa paripurna
keindahan tersebut. Oke, mari kita nikmati saja lagu ini, dan biarkan pikiran
dan ingatan berkelabat kembali ke tanah kelahiran, “tana Ogi Wanuakku”.
0 komentar:
Posting Komentar