Every person has the potential to grow and develop without limits

Kamis, 07 Januari 2016

PENDIDIKAN

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
         ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
         ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemohan,
         ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
         ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
         ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
         ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
         ia akan menemukan cinta dalan kehidupannya

Teks asli oleh Dorothy Law Nolte


Lantas !, Dimana institusi pendidikan yang mengajarkan prinsip pendidikan seperti yang diutarkan oleh Dorothy Law Nolte tersebut?
31 Maret 98, adalah tragedy berdarah bagi mahasiswa angkatan 90 di universitas Hasanuddin. Sebuah universitas yang menawarkan matakuliah MKDU, MKDKU dan setumpuk istilah-istilah lainnya. Ilmu diajarkan dari diktat-diktat purba yang terkadang telah menjadi fosil lontara. Sangat berbeda dengan realitas kehidupan. Ilmu diterima kebenarannya apabila memenuhi metodologi ilmiah, seperti yang diajarkan pengasuh mata kuliah metodelogi penelitian. Metodologi ilmiah harus memenuhi syarat obyektif, empiric, logis, ucap para ahli metodologi ilmiah lainnya lewat buku-bukunya. Jadi ia bebas dari prasangka ataupun subyektifitas termasuk pencetus ide, ilmu, kebenaran itu sendiri. Artinya, ia bebas dari tuntunan etika, norma, moral dan lain-lain. Tetapi apa yang terjadi?
Dosen/guru di universitas yang berfalsafah bahwa prinsip dasar pengajaran di universitas memandang mahaiswa sebagai orang yang telah dewasa (androgogi) tidak perlu lagi diajari dalam aspek moralitas maupun etika. Ia adalah sesuatu yang berbeda. Universitas hanya bertanggungjawab kepada otaknya saja, sedang moralitas dan etika adalah tanggungjawab dirinya sendiri (mahasiswa). Dan yang terjadi adalah dosen sering mengklaim dirinya sebagai sumber kebenaran, bila terpojok, justru sering berlindung dibalik tirai etika dan moralitas itu sendiri. Ketidaksopanan, keterlambatan, peta komplik adalah alas an yang cendrung menjadi apologinya. Maka metodologi ilmiah yang diagungkan itu ternyata tidak scara konsisten dilaksanakan.
 Seorang pendidik dari Jepang, melakukan riset tentang efektifitas dan efesiensi pengajaran yang dilakukan dalam ruangan dengan di luar ruangan. Ternyata, mendekatkan anak didik dengan alam dan kehidupan nyata lebih berhasil. Hal ini terlihat bahwa hampIr sebagian besar pemimpin dan orang-orang Jepan yang sukses lahir dari metode ini, termasuk pendidik yang melakukan riset itu sendiri.
Karaen Pattingalloang dari Gowa, Nene’ Mallomo dari dari Sidenreng. To Acca dari Sengkang, Iman Lapeo dari Mandar adalah contoh orang di daerah ini yang cemerlang dengan metode pendidikan kembali ke realitas alam. Jadi, tidaklah hukumnya wajib, orang sukses harus diproduksi oleh lembaga, institusi, universitas formal. Barangkali dulu, lembaga-lembaga tersebut memang demikian halnya. Ia merupakan garansi akan kesuksesan seseorang, karena di tempat tersebut bersemayam kebenaran, idealisme dengan damai. Tetapi sekarang?
 Ada sebuah lembaga pendidikan yang dengan penuh konsisten mengajarkan ilmu kepada mahasiswanya, tanpa memungut bayaran atau seleksi masuk seperti UMPTN. Unversitas menawarkan kuliah dengan komplit serta realitas-realitas yang sesungguhnya. Mata kuliahnyua mulai dari sampah hingga antariksa, penderitaan hingga kehormatan, rasa cinta hingga rasa benci, kelahiran hingga kematian. Ringkasnya semua apa yang dilihat, didengar, dirasa ataupun diluar dari hal tersebut diajarkan. Mahasiswanya terdiri dari berbagai latar belakang agama, suku, ras ataupun golongan. Dari tukang becak, kiyai, tentara, anak-anak, dewasa, lelaki, perempuan, bahkan termasuk dosen itu sendiri adalah mahasiswanya. Inilah universitas yang sesungguhnya, UNIVERSITAS KEHIDUPAN, universitas kita.
Universitas kehidupan menawarkan tentang hidup. Tiap orang yang selesai ataupun tidak selesai dari Universitas Hasanuddin ataupun universitas mana saja pasti masuk ke Universitas Kehidupan. Dalam relevansi dengan angkatan 90 tersebut :

SELAMAT DATANG
DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN, SEMOGA SUKSES





Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates