Naya, Awang
dan Faat
Assalamu
Alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah
menjadikan jagad raya sebagai sekolah, bumi dan langit serta yang ada
diantaranya sebagai tempat untuk belajar dan berpikir tentang kemahabesaran-Nya
dan mendapatkat keberkahan atas pemahaman ilmu yang diilhamkanNya. Shalawat dan
salam kehadirat Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membimbing kita untuk
mencintai ilmu dengan belajar
Anakku, yang
tersayang…
Dalam surat ini, Bapak ingin berbagi denganmu
tentang apa itu sekolah?, mengapa perlu sekolah?, bagaimana menempuh pendidikan
di sekolah?. Hal ini sengaja Bapak cerita, karena Anakku Naya akan menamatkan
SD, Faat akan masuk SD dan Awang masih di SD. Sehingga tidak ada salahnya Bapak
berbagi tentang hal tersebut, berdasarkan pemahaman Bapak. Dan ini juga adalah
bagian dari pendidikan orangtua kepada anaknya.
Anakku, yang
terdidik…
Pertanyaan pertama yang ingin Bapak share adalah apa
itu sekolah? Walaupun Bapak yakin, kalian sudah tahu apa itu sekolah. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah
adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran menurut tingkatannya, jurusannya dan sebagainya. Sedang
menurut Bapak, sekolah adalah suatu gedung atau tempat beserta sarana
prasarananya yang didalamnya ada guru dan siswa yang sedang melakukan proses
belajar-mengajar dengan kurikulum dan metode tertentu, dan diakhir pembelajaran
dilakukan suatu evaluasi untuk menentukan apakah kau lulus atau tidak. Tetapi,
itu adalah konsep sekolah yang kita pahami saat ini. Karena ada juga sekolah
yang tidak di dalam gedung tetapi langsung di alam atau lingkungan. Model ini
lagi tren di beberapa negara, karena menurutnya manusia tidak boleh dipisahkan
dengan alam, manusia hidup di alam maka ia harus belajar di alam dan bersahabat
dengan alam untuk mengendalikan dan memanfaatkan alam.
Model sekolah lainnya saat ini, yaitu sekolah yang
dilakukan di rumah, dimana anak tidak lagi berkunjung ke sekolah, justru sang
gurulah yang biasanya datang. Kalau gurunya tidak datang, maka pembelajaran
dapat pula melalui internet. Ketersediaan aplikasi untuk video call ataupun
chating membuat peminat sekolah ini meningkat drastis. Model ini diawali di
Amerika serikat sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh John Caldwell Holt. Dasar
pemikiran Holt yang melandasi adalah adanya misi pembebasan untuk berpikir
instruktif seperti yang dikembangkan lewat sekolah. Orang menyebutnya Homescholling.
Sedang yang siswanya datang dan menetap ke tempat
belajar atau diasramakan (boarding school), juga ada. Di luar negeri, konsep
sekolah seperti ini banyak sekali, Bahkan sekolah terbaik didunia menganut
konsep asrama seperti JFK International.
JFK terletak di salah satu desa Pegunungan Alpen Swiss. Sekolah lainnya seperti
Westminster School. Westminster School merupakan sekolah asrama independen yang
terkemuka di dunia. Alumninya banyak yang masuk ke Oxford dan Cambridge. Sedang
kita di Indonesia biasa mengenalnya dengan Pasantren. Pasantren inipun banyak
jenisnya, ada yang didasarkan jenis kelamin putra ataupun putri, ada yang
didasarkan atas tradisional ataupun modern, ada yang didasarkan atas
penghapalan Qur’an saja ataupun mencampur dengan islam lainnya bahkan ilmu umum. Contohnya sperti Pasantren Gontor
Ponorogo, Tebu Ireng Jombang ataupun IMMIM Makassar
Ada juga sekolah yang tidak mengenal sistem Ujian
Akhir Sekolah (UAN), seperti sekolah di Jepang, Korea selatan dan Finlandia.
Sistem penjenjangan di Jepang dan Korea Selatan yang mengenal 6 tahun SD, 3
tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 Perguruan Tinggi. Sama seperti di Indonesia.
Bedanya, di Jepang setelah menyelesaikan masa sekolah, maka siswanya langsung
pindah ke jenjang yang lebih tinggi secara bersama-sama. Finlandia sebagai
salah satu negara yang sistem pendidikannya terbaik di dunia, memiliki model
kurikulum yang sangat fleksibel. Hal ini, terkait dengan kualitas gurunya yang
hebat. Sehingga guru memiliki kebebasan dan kreatifitas menentukan model
pembelajaran pada siswa, sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dan materi
pembelajaran tersebut. Itu pulalah sebabnya, mengapa guru di Finlandia adalah
profesi yang sangat terhormat. Karena banyaknya orang yang ingin menjadi guru,
maka sistem perekrutannya menjadi sangat sulit. Pendek kata, model sekolah,
metode pembelajaran sangat banyak jenisnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, tempat pendidikan itu
terdiri atas rumah, sekolah dan masyarakat. Sedang yang diceritakan di atas
hanyalah sebatas sekolah. Padahal tempat pendidikan ini adalah sebuah segitiga
emas yang saling berinteraksi. Walaupun sekolahnya bagus, jika tidak didukung
oleh rumah (keluarga) dan masyrakat, maka pendidikan di sekolah tidak akan
maksimal. Begitu pula halnya, jika hanya keluarga dan atau masyarakatnya yang
bagus, tetapi sekolahnya tidak mendukung, maka hasilnya tetap tudak maksimal.
Anakku yang
terpelajar
Mengapa perlu sekolah? Karena setiap orang
membutuhkan pendidikan dan sekolah adalah tempat untuk mendapatkan pendidikan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia. pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Secara lebih sederhana lagi adalah
mengajar seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, melatih kemampuan
dari tidak trampil menjadi trampil, menyampaikan yang mana yang benar dan yang
mana yang salah, yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.
Anakku yang cendikia
…..
Disamping hal tersebut di atas, sekolah diperlukan
sebagai legitimasi bahwa kita adalah orang yang trampil, kompeten dan memiliki
pengetahuan yang khusus yang dibuktikan dalam bentuk ijazah. Ijazah inilah,
suka tidak suka, adalah modal untuk memasuki dunia kerja. Ia seperti tiket emas
untuk mendapatkan pekerjaan yang memiliki prestise. Semakin tinggi sekolah,
maka semakin tinggi pula bargainingnya.
Jika kalian melihat alumni univeristas terkenal di dunia seperti Harvard
University, Massachusetts Institute Of Technology, John Hopskin University,
Oxford University, Cambriadge University, banyak mahasiswanya yang sudah
ditawari pekerjaan di perusahaan besar, sebelum mereka selesai. Perusahaan
tersebut bahkan memberikan beasiswa sebagai suatu ikatan. Sedang lulusannya
sendiri, ada yang menjadi presiden, pemimpin dunia, menteri, pengusaha ternama,
pemenang hadiah nobel ataupun penulis hebat. Contohnya seperti Barrack Obama,
Bill Gates, dan JFK. Di indonesia, alumni mereka menjadi pengusaha top, CEO,
pengacara, peneliti, akademisi, birokrasi dan lain-lain. Di saman sekarang ini,
banyak institusi (walaupun tidak semuanya) menjadikan ijazah sebagai syarat
untuk merekrut tenaga kerja.
Sekolah itu adalah pintu keluar dari kemiskinan.
Beberapa keluarga Bapak tidaklah
berasal dari keluarga mampu, tetapi mereka PERCAYA bahwa cara untuk MENGUBAH
NASIB ADALAH DENGAN BERSEKOLAH tinggi. Mereka menempuh pendidikan sekolah dalam
keadaan terbatas dan sulit. Keterbatasan dan kesulitan itupun membawa hasil
dengan gelar kesarjanaan. Kini mereka menjadi orang yang terhormat dan tidak
lagi berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Banyak kisah yang sama,
orang-orang besar yang menjadi hebat karena sekolah yang tinggi. Jika
bersekolah sungguh-sungguh, kelak tidak akan dipusingkan dengan persoalan ekonomi,
justru diharapkan akan memberdayakan ekonomi orang-orang disekitarnya.
Di masyarakat, orang yang memiliki sekolah yang
tinggi, akan mendapatkan penghormatan dari orang lain. Ia dianggap sebagai
orang yang terdidik, memiliki keistimewaan, tempat meminta nasehat ataupun
pertimbangan tentang suatu hal. Dan hal ini, memang telah dijamin oleh Allah
SWT, bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu, setingkat lebih
tinggi. Lihat saja, alumni-alumni dari universitas islam kenamaan seperti Universitas
Islam Medinah dan Universitas Al Azhar Cairo. Mereka menjadi ulama terkenal dan
sangat dihormati, contohnya keluarga Qurais Shihab.
Sekolah adalah suatu yang amat penting. Apalagi di
era globalisasi saat ini. Berkenaan dengan hal ini ada beberapa Hadist Nabi
yang perlu diingat, terkait betapa dengan pentingnya menuntut ilmu pendidikan sekolah
diantaranya adalah :
“Barangsiapa
yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang
menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang
menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hadist
diatas menunjukkan bahwa jika engkau ingin mendapatkan kebaikan dan kesuksesan
dunia dan akhirat, maka kita harus bersekolah. Sekolahlah setinggi-tingginya,
belajarlah sebanyak-banyaknya. Tuntutan kompetisi dan bersaing, tidak hanya
dengan teman kita di sekolah, tapi dengan seluruh anak di dunia ini. Syair Imam
Syafii tentang merantau demi ilmu dan kemuliaan, penting untuk kita renungkan.
ما
في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ
مِنْ
رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
“Berdiam diri, stagnan,
dan menetap di tempat mukim,
sejatinya bukanlah peristirahatan
bagi mereka pemilik akal dan adab,
maka berkelanalah,
tinggalkan negerimu”
(demi menuntut ilmu dan kemuliaan)
Anakku, tahukah dirimu mengapa Korea Selatan menjadi
salah satu negara maju saat ini. Korea menjadi superior di bidang IT, lihat
saja produk brand Samsungnya, saat ini telah mengalahkan Apple di bidang
smartphone. Mobil yang diproduksinya seperti Hyundai, lalulalang di seluruh
jalan raya di planet ini. Elektroniknya mulai dari TV, AC, kulkas menjadi
furniture keluarga. Bahkan Korea Selatan mengekspor kebudayaannya ke seluruh
dunia. Siapa yang tidak kenal Girls Generation dan Super Junior yang menjadi
idola anak muda di bidang musik. Begitu pula dengan film dan animasinya. Hal
ini disebabkan karena, mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya dengan
spartan. Ada sebuah cerita di facebook mengenai sistem pendidikan di Korea
Selatan yang mengharuskan anak belajar dengan durasi panjang. Pelajar di Korea
Selatan menghabiskan waktunya dari belajar ke belajar. Anak usia 15 tahun
sekolah dari jam 7 pagi-7 malam dan mulai bimbel setelah pulang sekolah yaitu
pukul 7.60 sore mengambil satu kelas 60 menit dan dua 70 menit, selesai pada
pukul 10:55 malam. Setelah itu mengerjakan PR dari sekolah. Usia 16-18 tahun
atau siswa SMA, sekolah dari pukul 7 pagi-10 malam, mulai bimbel pukul 10:45
malam, memiliki dua kelas 70 menit dan berakhir pada 12:20 am (tengah malam),
kemudian mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Rata-rata siswa menghabiskan
14 jam untuk belajar. Nah, bagaimana dengan dirimu? Berapa banyak waktu yang
kau pakai untuk belajar? Tentu kaulah yang paling mengetahuinya.
Sekolah itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Di
sekolah kau akan mendapatkan teman belajar. Bersama dengan teman-teman kau akan
mendapatkan pengalaman yang berharga. Banyak cerita yang lahir dari sekolah,
yang akan indah jika diceritakan kelak di masa yang akan datang. Banyak orang
sukses, karena membangun pertemanannya semenjak sekolah. Pertemanannya ini,
kelak akan menjadi jaringan yang kuat. Sebuah lagu anak-anak Indonesia yang liriknya
simpel dan singkat tetapi kandungan maknanya dalam, mungkin semua orang hapal, menceritakan
betapa indah dan menyenangkannnya ke sekolah dengan judul Bangun Pagi. Adapun
liriknya sebagai berikut :
Bangu Pagi
Satu dua, tiga empat
Lima Enam, tujuh delapan
siapa rajin kesekolah
cari ilmu sampai dapat
Lima Enam, tujuh delapan
siapa rajin kesekolah
cari ilmu sampai dapat
sungguh senang
amat senang
bangun pagi pagi
sungguh senang
amat senang
bangun pagi pagi
sungguh senang
Terlepas dari semua itu anakku, menuntut ilmu atau
sekolah yang tinggi tidak akan pernah merugikanmu, sia-sia dan membuatmu jatuh
miskin karena biaya pendidikan yang tinggi. Tidak sama sekali. Karena dengan BERSEKOLAH,
KAU AKAN MENDAPATKAN ILMU. Menurut Ali bi Abu Thalib ra,
ü ilmu akan
menjaga kita, sedangkan harta kitalah yang harus menjaganya
ü ilmu jika
diamalkan akan semakin bertambah, sedangkan harta jika digunakan akan semakin
bekurang
ü pemilik ilmu akan
dihormati dan mendapat sebutan baik, sedangkan pemilik harta seringkali
dicemooh dan mendapat julukan yang buruk
ü ilmu tidak
ada pencurinya sedangkan harta banyak pencurinya
ü pemilik ilmu akan
diberi syafaat (pertolongan) dihari akhir kelak, sedangkan pemilik harta akan
dihisab diusut asal muasal hartanya oleh Allah SWT
ü ilmu akan
kekal selamanya, sedangkan harta akan habis suatu saat nanti
ü pemilik ilmu akan
dijunjung tinggi dengan kualitas manusianya, sedangkan pemilik harta akan
dijunjung tinggi dengan kualitas hartanya
Anakku yang intelektual
…..
Proses pendidikan biasanya dilalui di rumah, sekolah
dan masyarakat. Pendidikan yang dilalui dijenjang sekolah saat ini, sangatlah
mudah didapatkan bahkan gratis. Karena pemerintah telah menyiapkan wajib
belajar 9 tahun bagi setiap warga negara Indonesia. Tetapi dulu, tidak seperti
itu. Pendidikan adalah barang yang mahal dan langkah. Pendidikan adalah suatu
previlage. Tidak semua orang, dapat melaluinya. Kakekmu harus menempuh
perjalanan lebih kurang 20 km setiap harinya untuk pergi bersekolah ketika menempuh
SR-nya. Bapak lebih mending, hanya berjalan kaki ke SMP dan SMA, yang kira-kira
jaraknya 2 km. Ketika melanjutkan ke perguruan tinggi, terpaksa harus ke
Makassar. Karena disanalah pendidikan tinggi yang berkualitas dapat ditemukan.
Tentu tantangan yang kau hadapi saat sekarang ini berbeda dengan yang kami
hadapi dulu.
Anakku yang cerdik…
Berdoalah kepada Allah SWT, semoga kita diberi
resky, sehingga dapat melanjutkan pendidikan di sekolah terbaik. Kami telah
mendiskusikan mengenai kemana engkau akan melanjutkan sekolahmu. Bagi kami
penting memilih sekolah yang membangun karakter, utamanya meletakkan fondasi
keislamanmu, bukan kecerdasan intelektual semata. Apa gunanya pintar, jika
menjauhkanmu dari sholat, tidak menghormati orangtua, bergaul bebas dan hal
negatif lainnya. Beberapa survei menunjukkan bahwa banyak anak di sekolah-sekolah
yang mengejar kecerdasan intelektual semata, kemudian masuk ke universitas
ternama, sehingga sangat mudah mendapatkan pekerjaan yang hebat. Dan dapat
ditebak, kalau akhirnya mereka menjadi orang sukses. Hanya saja, setelah mereka
menjadi sukses dan sibuk mengejar karirnya, ia melupakan untuk beribadah
sholat, berbakti kepada orangtuanya ataupun sekedar bersilaturahmi. Tahukah
engkau anakku, banyak orang sukses secara materi di negara maju, tetapi pada
saat bersamaan tingkat stres dan depresi semakin tinggi pula. Bahkan angka
kejadian bunuh diri, meningkat secara drastis. Padahal seluruh materi dan
kesenangan telah mereka dapatkan. Menurut Bapak, hal ini disebabkan karena kecerdasan
emosional dan kecerdasan spritualnya tidak diajarkan dan dikembangkan. Itu
pulalah sebabnya, kami memasukkan di SDIT dan menyarankan untuk melanjutkannya
di Pasantren. Di sana kami berharap, kecerdasan emosional dan spritual dengan menguatkan aqidahmu dan saat bersamaan
menjadikanmu pribadi yang lebih baik.
Pendidikan terbaik bagi seorang muslim adalah pendidikan
yang seperti dinasehatkan Lukman Al Hakim kepada anaknya. Nasehatnya yang
pertama adalah menjauhi syirik.
“Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.”
(QS. Lukman: 13).
Inilah inti dari segala pendidikan anakku. Semua
ilmu yang didapatkan hendaknya tidak membutakan akan keesaan Allah, justru
menguatkannya. Jika ilmu tersebut MENJAUHKANMU DARI KEESAAN ALLAH, maka
yakinlah bahwa ITU SALAH dan segeralah mengoreksinya.
Adapun nasehat dan pendidikan lainnya yang diberikan
Lukman Al Hakim lainnya yaitu :
2. Berbaktilah kepada kedua orang tuamu (QS. Lukman: 14),
3. Setiap dosa dan kejelekan akan dibalas oleh Allah (QS.
Lukman: 16),
4. Dirikanlah shalat (QS. Lukman: 17),
5. Beramar ma’ruf nahi
mungkar (QS. Lukman:
17),
6.
Bersabar
terhadap setiap cobaan (QS.
Lukman: 17),
7. Bersikap tawadhu’ (rendah hati) (QS. Lukman: 18) dan
8. Ajaran adab ketika berbicara (QS. Lukman: 19).
Anakku yang
bijaksana…
Apakah kami tidak menginginkanmu cerdas secara intelektual?
Tidak. Kami juga ingin kau cerdas secara intelektual. Menurut Bapak, salah satu
ketertinggalan kita umat islam, karena tidak menguasai ilmu pengetahuan
(sains). Lihatlah sekarang, ilmu pengetahuan hampir seluruhnya berkiblat ke
barat. Jadi, tidak bisa tidak, kita harus meraih hal tersebut, kuncinya adalah
memahami ilmu dasarnya yaitu matematika dan dapat mempelajarinya dengan bahasa
mereka yaitu Bahasa Inggris. Itulah sebabnya, kami ikutkan kalian di kursus
Kumon math dan english. Bahkan kami berharap, kelak setelah akidahmu kokoh, justru kau harus
menuntut ilmu pengetahuan lebih jauh lagi, walaupun ke negeri China ataupun ke
negara maju lainnya. Hadist Rasulullah, jelas-jelas menganjurkan kita untuk
bersekolah atau menuntut ilmu ke tempat yang peradabannya maju.
“Carilah ilmu
sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi
seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat
menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal
perbuatannya” (H.R Ibnu Abdul Barr)
Anakku yang arif…
Saat ini mungkin kami yang banyak dan dominan
menentukan sekolahmu, khususnya pendidikan dasar dan lanjutan tingkat pertama,
tetapi seiring dengan pertambahan usia dan kedewasaanmu, maka kelak kaulah yang
akan menentukan sendiri sekolah mana atau universitas mana yang akan kau pilih.
Kau harus menentukan sendiri, kelak akan menjadi apa. Karena HIDUPMU ADALAH
TANGGUNGJAWABMU SENDIRI. Rencanaanlah sedari awal, sehingga mimpi dan cita-citamu
dapat tercapai. Jika kau ingin bangga dengan prestasimu, niatkanlah bahwa kau
akan sekolah di sekolah atau universitas terbaik. Carilah sekolah atau
universitas yang menjadi minat, bakat dan potensimu. Sesuaikan dengan
kompetensi ataupun kecerdasan yang kau miliki. Kami percaya, setiap anak
memiliki kecerdasannya masing-masing. Disamping itu, berusahalah mendapatkan
beasiswa, karena itu memudahkan pembiayaan sekolahmu. Biasanya penerima
beasiswa, mendapat tempat istimewa di sekolahnya, dan itu sangat keren. Berdoalah
kiranya Allah meridhoi-Nya. Kami akan selalu bersamamu, memberimu dukungan, bantuan,
saran dan pertimbangan atau apapun yang kau butuhkan. Karena itu adalah
kewajiban orangtua terhadap anaknya.
Anakku yang
sabar membaca…
Masih banyak yang ingin Bapak share denganmu tentang
sekolah, hanya saja jauh lebih baik, jika kita duduk bersama dan membicarakanya
kemudian berdiskusi. Smoga Allah memberikan kesempatan untuk berkumpul kembali.
Doamu senantiasa kami tunggu, dan doa kami senantiasa tercurah untukmu.
Wassalamu
Alaikum Wr. Wb
Surabaya, Januari 2016
Dari
Kedua Orangtuamu
Nasruddin Syam dan Wardiah
Hamzah
NB
:
ü SR – Sekola Rakyat
ü JFK – Jonh F. Kennedy
ü SDIT – Sekolah Dasar Islam Terpadu
ü CEO – Chief of Executive
Officer
REFERENSI :
0 komentar:
Posting Komentar