Every person has the potential to grow and develop without limits

Kamis, 01 September 2016

YANG TENGAH, NAMANYA AWANG

Dear Anakku
Nawwar ahmad syam
Assalamu Alaikum Wr. Wb

Catatan kecil ini, Bapak tulis setahun yang lalu..dan bertepatan dengan ulang tahun ananda yang ke 10, Bapak kirimkan kepada ananda sebagai pengingat..btapa kami orang tuamu sangat memperhatikan dan mencintaimu selalu. Semua yang kami lakukan hanya untuk kebaikanmu semata. Mungkin saat ini kelihatannya tidak baik.. tapi percayalah suatu saat nanti akan terlihat hikmah dan kebaikannya
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkahmu dan mempertemukan engkau dengan cita dan harapanmu nak…. Amin


YANG TENGAH, NAMANYA AWANG
Kegembiraan akan menyebar ke seluruh ruangan, kebahagiaan
memancar disetiap wajah, jika ia hadir dan mulai bercerita. Anak yang periang, penuh semangat dengan wajah yang cute dan kulit yang putih halus, demikianlah gambaran fisiknya. Setelah Nadiah Nur Izzah Syam dan sebelum Naswan Syafaat Syam, ialah yang tengah, namanya Nawwar Ahmad Syam. Ia memang dilahirkan dengan sangat, sangat mudah dan lancar…lahir dengan masih terbungkus, di RS Ibnu Sina Makassar,  3 September 2006, menjelang subuh hari.
Panggilan Awang berasal dari jawaban Kakak Naya ketika ditanya siapa nama adiknya, Naya menjawab, “ Awang….” Mungkin karena masih kecil, sehingga ketika mengucapkan Nawwar, kedengarannya adalah Awang. Naya memang sangat menyayangi adiknya. Ketika tidur mereka tidak mau dipisahkan, begitupula dengan urusan yang lain. Naya yang selalu mengurus adiknya, hal itu berjalan terus dan kelak membuat masalah baru karena si Awang keenakan dengan hal tersebut.
Seperti Naya, maka Awangpun dititipkan di TPA Aksara Dinkes Pendidikan Nasional Sulsel. Yang membedakannya dengan Naya adalah TK tempat sekolahnya yaitu Naya di TK IKIP sedang Awang di TKIT Al Bina, dengan pertimbangan dekat dengan kampus. Sedang sekolah dasar yang diikuti, maka Awang kaya dengan pengalaman belajar. Ia masuk kelas 1 di SDIT Ar Rahma seperti Naya, tetapi Awang sempat pula masuk di SD Muhammadiaya Pucang, di Jl. Pucang Anom Surabaya saat kelas III, kemudian kembali ke Makassar selama setahu. Setelah itu, lanjut lagi di kelas IV SD Negri 16 Pinrang. Sungguh pengalaman sekolah yang penuh warna.
Bersama Naya, Awang tumbuh dan bermain bersama. Dimana ada Naya disitu ada Awang, bahkan semua teman Naya yang ada didekat rumah yaitu Vina dan Raya, juga menjadi teman Naya. Ketika ikut Less Kumon di BTP, Sudiang dan Perintis, juga bersama Naya. Yang berbeda hanyalah ketika Awang sekolah di Surabaya, maka Awang ikut less kumon di Kumon Manyar, di Jalan Kertajaya Surabaya. Bahkan kursus berenangnya juga bersama Naya, dan Awang menunjukkan bahwa ia bisa cepat belajar berenang.
Awang adalah anak yang pintar, terlihat jika mengerjakan kumonnya bisa cepat selesai. Hanya saja jika ia bermalas-malasan, maka lambat sekali selesainya. Pernah, suatu ketika saya marah besar, kalau tidak salah di Surabaya, banyak PRnya yang tidak dikerjakan, dibiarkan berhari-hari sehingga menumpuk. Saat tanya mana PR yang akan dikumpul dan ia tidak memeprlihatkannya, maka saya ancam supaya segera mengerjakan PRnya. Ternyata, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya, sangatlah cepat, jauh lebih cepat dari yang ditargetkan. Seringkali persoalan mengerjakan kumon menjadi sumber kemarahan, karena lalai dikerja. Padahal tujuan memasukkannya di Kumon, selain ia mahir mengerjakan matematika, akan membangun karakter anak yang suka akan tantangan dan menyelesaikannya.  Saya sering memperlihatkan kasus-kasus tersebut di Kumon Manyar Surabaya. Berapa banyak anak yang dapat mencapai 5 level di atas tingkatan kelasnya. Di Kumon Manyar, disamping pribumi banyak juga anak chines yang ikut. Saya menceritakan bahwa mereka umumnya bercita-cita melanjutkan pendidikannya di negara maju, kemudian kembali ke Indonesia. Mereka telah menjadi jauh lebih unggul dan mudah memenangkan kompetisi…kompetisi apa saja. Kami berharap dan berdoa kirannya ia menjadi pribadi yang unggul.
Ada satu periode, yang saya tertawa keras. Ketika Awang
sekolah SD Muhammadiyah Pucang Surabaya, biasa seluruh hasil ujian di kembalikan ke Siswa, sehingga orangtuapu dapat mengetahui perkembangan pendidkan anaknya. Nilai Awang, semuanya bagus, banyak yang diantaranya 9, ada juga yang 10, walaupun tetap ada yang 8. Saya pun berharap gembira dan bangga, bahwa Awang akan mendapat peringkat di sekolahnya. Betapa terkejutnya, ketika melihat lampiran seluruh nilai siswa kelas, ternyata Awang berada pada urutan ke 2….., kedua dari terakhir atau nomor 29 dari 30 siswa. Rupanya, nilai teman-temannya yang lain berkisar 9 dan 10 saja. Bahkan ada yang seluruh mata pelajarannya mendapat nilai 10… ha..ha..ha..Tetapi saya tetap yakin dengan potensinya. Walaupun saya tetap mengatakan pisau yang tajam jika tidak diasah akan tumpul, sedang pisau yang tumpul jika tetap diasah akan tajam. Jadi penting mengasah pisau atau belajar, apalagi kalau otaknya memang cerdas. Semoga kelak, Allah SWTmembimbingnya menjadi ilmuan muslim.
Ya allah,…
bersihkan hatinya
indahkan akhlanya
sehatkan tubuhnya
cerdaskan otaknya
Awang juga adalah anak yang gampang berteman, dengan siapa saja. Siapa yang tak kenal Awang di BTN Wesabbe? Jika saya bersamanya seluruh orang akan memanggil namanya… Hal ini karena ia anak yang periang dan suka bercanda. Teman-temannya di SDIT Ar Rahmah bersedih ketika ia akan pindah sementara ke Pinrang. Bahkan ada cerita, ketika saya mengurus kepindahan Awang, hari itu sebelum datang ke sekolah saya menyampaikan kepadanya untuk jangan dulu menceritakan kepindahannya, ternyata pas ketika keluar dari ruang kantor sekolah, saya bertemu dengan wali kelasnya, wali kelasnyapun Bu Wanti bertanya, “Awang betul mau pindah sekolah? Iapun melanjutkan,”tidak ada lagi yang lucu-lucu”. Hal yang sama dengan ketika ia bersekolah di Surabaya, Bu Dini guru kelasnya, mengatakan bahwa Awang suka sekali menyelutuk, sehingga seluruh teman-temannya tertawa. Kami senantiasa mengingatkannya, untuk selalu serius mengerjakan sesuatu, walaupun tetap perlu tersenyum.
Pada dasarnya Awang adalah anak yang tak bisa diam. Ia memiliki energi yang luarbiasa, otaknya senantiasa bekerja. Sehingga ia selalu beraktivitas, mungkin ini adalah salah satu penyebab ia tidak terlalu gemuk. Main bola adalah hobbinya, bahkan sering ia menceritakan keinginannya menjadi pemain bola, tapi saya biarkan saja. Disamping berenang bersama kakaknya, ia juga sering kemana-mana dengan bersepeda hingga ke Perumdos. Pernah suatu ketika, kami mendengarkan bahwa ia kecelakaan. Ia pulang dengan menangis keras, sepedanya hancur, kata kakaknya lewat telpon, karena saat itu kami sedang di luar. Kami bergegas pulang. Ketika sampai di rumah, kami melihat velek sepeda tersebut sudah tak berbentuk dan Awang sedang menangis keras. Dalam hati, sangat bersyukur kepada Allah SWT….karena Awang tidak apa-apa, padahal ketika melihat kondisi sepeda tersebut, terbayang..ngeri sekali. Tapi anehnya Awang menangis keras. Barangkali ia mengira akan mendapat marah besar, karena sepedanya telah hancur. Saat itu, kami tidak memarahinya, bagi kami yang paling penting ia selamat, sepeda dapat dibeli kembali.
Salah satu kebahagiaan kami sebagai orangtua, karena Naya, Awang dan Faat, sedari kecil sudah rajin ke mesjid. Sangat berbeda dengan kebanyakan anak. Di awalnya, saya seringkali mengajaknya Jumatan di berbagai mesjid. Karena doa kami, diantaranya semoga kelak kami, anak dan keturunan kami menjadi ahli mesjid. Komitmen itu kami wujudkan dengan janji bahwa tempat pertama yang anak kami akan injakkan kakinya ketika pertama kali meninggalkan atau keluar rumah setelah mereka lahir adalah Mesjid. Kami tidak bisa melupakan betapa, kami membawa mereka pada saat gelap dan dingin di waktu shubuh, setelah usia beberapa bulan ke Mesjid al Markas Al Islami dari Wesabbe. Dan hal ini mulai terlihat. Mereka sering sholat magrib di Mesjid Al Falah. Kebiasaan itu juga berlangsung di Mesjid Surabaya, bahkan beberapa mesjid besar sudah pernah dikunjungi termasuk Mesjid Laksamana Chen Ho dan Mesjid Sunan Ampel. Kini di Pinrang, kebiasaan itu berlanjut bersama keluarga di Pinrang.
Awal mulai puasa Si Awang, sangat menarik. Di usianya masih 6 tahun Awang sudah puasa. Waktu itu, sudah lewat tengah hari, ia rupanya sudah haus. Maka iapun meminta dibuatkan susu. Umumnya mereka bersaudara lama minum susunya. Saya sampaikan tunggumi Nak. Ia pun melupakannya, tetapi tidak lama kemudian ia bilang lagi mau makan, saya sampaikan,  “Sabar, Nak, lagi sedikit..”. tapi ia tetap merengek. Sehingga terpikir untuk mengajaknya berjalan-jalan ke  kota sambil mencari pompa ban sepeda di Jl. Pettarani. Dengan mengendarai motor, saya membonceng Awang di depan motor sambil berharap ia melupakan lapar dan hausnya. Rupanya karena memang sudah lapar dan haus, maka itu diwujudkannya dengan menyanyi selama perjalanan. Yang lucu karena menyanyinya berisi syair yaitu :
susu… susu … susu …
minum…minum… minum..
susu… susu … susu …
minum…minum… minum..

Lagu itu didendangkan selama perjalanan, tak pernah berhenti.
Rasa kasihan, iba dan menahan nafas mendengarkannya. Tapi, saya tetap berketapan hati. Ikrar saya dalam hati, jika hari ini berhasil maka Insya Allah besok akan lebih mudah. Begitupula sebaliknya jika hari ini gagal, besok mungkin lebih sulit. Hari itu, kami berhasil melewatinya. Awang dapat berpuasa penuh. Benar yang kami perkirakan, besoknya menjadi lebih muda, walaupun tetap jalan-jalan dengan menggunakan motor untuk melupakan waktu. Alhamdulillah, Awang dapat menyelesaikan puasanya 1 bulan penuh, pada saat yang sama banyak anak yang tidak sanggup, lebih dari itu orang dewasa banyak juga yang tidak puasa. Awang benar-benar membanggakan.
Awang sudah mulai main dengan banyak anak lelaki, tidak lagi lengket dengan Genknya Naya. Apalagi ketika adeknya Faat lahir, Awang sangat menyayangi adiknya. Ia menjadi solmednya Faat. Dimana ada Awang disitu Faat mengekor. Mulai dari main bola, hingga memanjat pohon mangga dan sawo yang ada sekitar rumah. Membonceng adiknya kemana-mana,  hingga Faat pernah terjatuh karena bonceng sambil balap. Seperti anak-anak umumnya mereka juga bertengkar.
Saat ini Awang ada di Pinrang, hal ini karena kami harus menetap di Surabaya. Dulu memang pernah ke Surabaya, agar ia mendapat pengalaman yang lebih berwarna dengan melihat dunia lain. Jika ia di Makassar, kami kuatir ia tidak teratur makan, maka kami titipkan di Pinrang. Ini adalah episiode yang berat bagi Awang, Naya, Faat dan kami. Karena harus terpisah jauh. Tapi, kami percaya bahwa, Allah tidak akan memberikan ujian ini jika tidak ada hikmah yang besar dibalik hal tersebut. Kami yakin Awang akan mendapat teman baru dan pengalaman baru. Tidak semua anak akan mengalami hal tersebut. Awang akan semakin berani, jujur, peduli dan mandiri.
Bagi kami, terkadang anak harus berinteraksi dengan alam, karena itu akan mengembangkan pribadinya. Kisah Si Bolang (Bocah Petualang) di trans TV adalah contoh bagaimana mengajak anak untuk berinteraksi dengan alam. Banyak anak yang asyik dengan rumah dan dunia maya saja, sehingga ketika di masa dewasanya ia akan kagok melihat situasi sehingga gagal bertumbuh dengan baik. Apalagi Awang adalah seorang laki-laki. Sambil bergurau biasa saya katakan tidak apa-apa nakal-nakal sedikit. Maksud dari pernyataan tersebut adalah menjadi anak pemberani, ketika melihat sesuatu yang salah, berani mengoreksinya dan mengembangkan daya kreatifitasnya. Tidak ada anak penakut yang kreatif, yang kreatif biasanya nakal. Rupanya belum dipahami oleh keluarga yang lain. Tapi tidak apa-apa. Toh Awang akan berkembang dengan kecerdasan emosionalnya pada saat yang sama kecerdasan intelektual dan kecerdasan spritualnya juga bertumbuh Amin.
Seorang lelaki adalah pemberani
Berani berkata jujur dan benar
Dengan hatinya ia bersikap
Otaknya akan berpikir
Tanganya akan bertindak

Lelaki yang hebat adalah penuh tannggungjawab
Melindungi diri dan keluarganya
Belajar dan bekerja keras untuk masa depan
Tak ragu dengan risiko yang menantang
Dengan bismillah..ia memulai

Pengalaman dan tantantangan
Bagian hidup yang menbesarkan
Tidak ada keluh dan kesah
Karena lahir dari keyakinan hati

Surabaya, Desember 2015

Dari kedua orangtuamu
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates